Alat transportasi merupakan salah satu komponen vital dalam sebuah kota.
Dengan memanfaatkan alat transportasi, jarak bukan lagi masalah bagi
penduduk. Kepadatan penduduk yang terkonsentrasi di kota-kota besar
dapat terurai.
Kota London tampaknya sudah menyadari hal ini lebih dari satu abad lalu.
Kesadaran itu kembali mengemuka, Rabu (9/1/2013) lalu,
tepat sebagai
peringatan 150 tahun pembukaan sistem Kereta Bawah Tanah London.
Pada Januari 1863, sistem Kereta Bawah Tanah London resmi dibuka untuk
umum. Hampir sama seperti hari ini, melakukan perjalanan dengan
Metropolitan Line begitu sibuk, padat, dan mampu membuat stres.
Pengamat arsitektur bersejarah David Lawrance mengatakan, ekspansi yang
tergolong cepat pada jaringan kereta bawah tanah atau lebih dikenal
dengan sebutan Tube di Inggris, memiliki dampak besar bagi desain kota.
Tube membantu penduduk melakukan perjalanan dari tengah kota ke
daerah-daerah lain di mana perubahan baru tengah dibangun di dekat
stasiun.
Pada hari pembukaannya, Tube melayani perjalanan 120 kereta setiap hari
dan mengangkut lebih dari 40.000 penumpang. Pada 1919, perusahaan
Metropolitan terlibat langsung dalam pembangunan daerah yang disebut
"Metro-land". Salah satu poster promosi dari perusahaan tersebut
menampilkan ajakan bagi penduduk Inggris untuk "Meninggalkan (tempat)
ini, dan pindah ke Edgware."
Perusahaan tersebut tidak hanya "menjual" kemudahan transportasi.
Mereka juga menawarkan kehidupan di daerah pinggiran kota yang hening,
bebas polusi, namun tentu saja tetap mudah dijangkau dari pusat kota.
Metropolitan
Line terus mengembangkan sistem kereta api bawah tanah. Sampai saat
ini, lorong-lorong bawah tanah sudah sepanjang 402 kilometer.
Setiap
tahunnya, kereta api bawah tanah membawa 1,2 miliar penumpang. Meski
penduduk London sering mengeluh mengenai sistem perkeretaapian, Tube dan
jalur kereta lain yang terhubung dengannya masih cenderung menjadi cara
paling efektif sebagai sarana transportasi massa. Alat transportasi ini
mampu membawa jutaan penduduk ke dalam dan ke luar kota setiap hari.
Charles
Pearson adalah seorang pengacara yang melihat sarana transportasi ini
sebagai jalan membentuk kembali tatanan sosial di Inggris. Dengan
kereta, mereka yang tidak mampu tinggal di tengah kota bisa mendapatkan
rumah di luar kota, dengan lingkungan lebih sehat, dan tetap bekerja di
dalam kota.
Pearson mampu membujuk Corporation of the City of London untuk
berinvestasi pada sistem transportasi ini. Seperti inovasi lainnya,
pembangunan 4,8 kilometer jalur kereta bawah tanah dari Stasiun
Paddington di London hingga ke Farringdon di ujung distrik finansial di
timur sempat menimbulkan skeptisisme.
Sebuah editorial di The Times of London pada
masa itu mengatakan, "Sebuah rel kereta bawah tanah di bawah London
merupakan ide buruk yang lembab, terowongan berbau busuk di luar
jangkauan cahaya, atau kehidupan, jalan-jalan yang dihuni oleh tikus,
direndam dengan tetesan selokan, dan diracuni oleh gas".
"Tampaknya
jalan bawah tanah ini merupakan hinaan bagi akal sehat yang mengatakan
bahwa orang-orang dapat bepergian dengan menggunakan bus keluar
Paddington. Ketimbang memilik cara yang lebih cepat namun harus melewati
bawah tanah London yang busuk dan gelap".
Selain The Times of London, London's Daily News bahkan mengambil pandangan yang lebih "gelap".
"Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, manusia dapat berkendara di dalam
angkutan yang menyenangkan, dengan kenyamanan, di bawah pipa gas dan
pipa air. Lebih dalam daripada pemakaman," ujar artikel dalam surat
kabar tersebut.
Untuk merayakan 150 tahun ini, perusahaan film
warta berita British Pathe mempublikasikan foto-foto Ratu Inggris
membuka jalur Victoria pada 1969, mengontrol kereta di Green Park, serta
berhenti di dekat rumahnya di Istana Buckingham.
Sang Ratu memang
jarang menggunakan transportasi massal ini. Terakhir, ia melakukan
perjalanan kereta bawah tanah ketika mengunjungi stasiun Aldgate pada
2010. Kunjungan ini merupakan penghormatan bagi korban pengeboman yang
terjadi pada 7 Juli 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar