Minggu, 13 Januari 2013

Sukses Merangsek ke Mali, Militer Perancis Gagal di Somalia

Jakarta - Dalam waktu hampir bersamaan, militer Perancis menggelar dua operasi di dua negara di benua Afrika: Mali dan Somalia. Hasil berbeda didapat Perancis dari dua operasi tersebut.
Di Mali, pasukan udara Perancis membombardir pasukan pemberontak islam. Operasi militer sudah dilakukan selama dua hari,
sejak pertama kali digelar pada Jumat (11/1) waktu setempat.Serangan dilakukan untuk membantu pemerintah Mali yang tengah berperang melawan pasukan pemberontak.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (12/1/2013) waktu setempat, seorang pejabat senior militer dari pasukan pro pemerintah Mali mengatakan setidaknya 100 orang pemberontak meninggal akibat operasi yang dilakukan Perancis. Sedangkan dari pihak Perancis kehilangan seorang pilot helikopter yang ditembak jatuh di dekat kota Mopti.

Beberapa jam setelah penyerangan ke Mali, Perancis diam-diam juga melakukan operasi militer ke Somalia, tepatnya ke kelompok Al Shabaab yang diduga beraliansi dengan Alqaeda. Operasi ini merupakan operasi pembebasan sandera, seorang agen rahasia Perancis bernama Dennis Allex.

Dennis merupakan agen rahasia yang ditangkap di Somalia pada Juli 2009. Dia ditangkap bersama seorang rekannya. Sang rekan telah lebih dulu dibebaskan.

Namun, operasi yang dilakukan Perancis di Somalia gagal. Dennis tewas, tak bisa dibawa pulang. Seorang tentara yang tergabung dalam tim penyerangan ke Somalia itu, juga tewas.

Meskipun operasi gagal, Perancis berhasil menewaskan 17 orang tentara Somalia. "Selain dua itu, 17 dari pihak teroris tewas," kata Menteri Luar Negeri Perancis di Paris.

Meski begitu, Le Drian menyangkal operasi di Somalia dan Mali terkoneksi satu sama lain. "Dua operasi itu tidak berkaitan," kata dia.




Sumber :detiknews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar